PLTU 2 Jawa Tengah berdiri di atas tanah kokon yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), berlokasi di desa Karangkandri, kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, sekitar 10 kilometer ke arah timur dari pusat kota Cilacap. Pembangkit listrik ini memiliki memiliki kapasitas sebesar 2 x 300 (600) megawatt dengan bahan bakar berupa batubara yang masuk ke dalam interkoneksi Jawa-Bali yang penyalurannyaa dilakukan oleh pusat penyaluran beban gandul, Cinere, Jawa Barat. Adapun kontraktor yang kali pertama membangun adalah PT Sumber Segara Primadaya (S2P) bersama Chenda Enginering dari China.
Secara komersial, PLTU Karangkandri beroperasi sejak Februari 2006 untuk unit 1 (pertama) yang pengoperasiannya diresmikan kali pertama oleh presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, November 2006.[3]
Secara kepemilikan, PLTU Karangkandri merupakan perusahaan pembangkit listrik yang dimiliki swasta yaitu PT Sumber Segara Primadaya yang merupakan patungan dari PT Pembangkit Listrik Jawa Bali (anak perusahaan PLN) dengan saham 49% dan PT Sumberenergi Sakti Prima dengan saham sebesar 51%.
Pada tahun 2015 Kabupaten Cilacap juga akan kembali ditempati oleh pambangunan pembankit listrik tenaga uap terbesar di dunia, berlokasi di kecamatan Adipala, di atas lahan milik TNI dan Polri dengan investasi sebesar Rp. 90 triliun. Kontraktor yang menangani masih tetap, PT Jawa Energi. Sampai sekarang, proses pembangunan tersebut masih menunggu selesainya perizinan.[4][5]
Secara komersial, PLTU Karangkandri beroperasi sejak Februari 2006 untuk unit 1 (pertama) yang pengoperasiannya diresmikan kali pertama oleh presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, November 2006.[3]
Secara kepemilikan, PLTU Karangkandri merupakan perusahaan pembangkit listrik yang dimiliki swasta yaitu PT Sumber Segara Primadaya yang merupakan patungan dari PT Pembangkit Listrik Jawa Bali (anak perusahaan PLN) dengan saham 49% dan PT Sumberenergi Sakti Prima dengan saham sebesar 51%.
Pada tahun 2015 Kabupaten Cilacap juga akan kembali ditempati oleh pambangunan pembankit listrik tenaga uap terbesar di dunia, berlokasi di kecamatan Adipala, di atas lahan milik TNI dan Polri dengan investasi sebesar Rp. 90 triliun. Kontraktor yang menangani masih tetap, PT Jawa Energi. Sampai sekarang, proses pembangunan tersebut masih menunggu selesainya perizinan.[4][5]